BERKENALAN DENGAN SOSOK ARISTOTELES



Siapa sih Aristoteles itu?

Banyak orang atau semua orang mungkin tahu bahwa Aristoteles adalah Bapak Ilmu Pengetahuan. Tapi apakah kalian tahu bahwa Aristoteles adalah seorang filsuf?

Yap. Aristoteles adalah seorang Filsuf Yunani, beliaw merupakan murid dari Plato. Ia menulis tentang berbagai subjek yang berbeda termasuk fisika, metafisika, puisi, logika, retorika, poitik, pemerintahan, etnis, biologi, dan juga zoologi. Aristoteles juga merupakan satu dari tiga Filosuf Yunani yang paling berpengaruh. 
Aristoteles lahir 384 SM di Stagira kota di wilayah Chalcidice, Thracia, Yunani. Ayah dari Aristoteles bernama Machaon. Ia adalah tabib pribadi Raja Amyntas dari Makedonia. Aristoteles dibesarkan dalam suasana ilmu kedokteran. Sejak awal ia mendapat asuhan dari ayahnya sendiri, hingga ayahnya meninggal ketika ia masih kecil. Ia mendapat pelajaran dalam hal teknik membedah. Karena itu perhatiannya banyak bertumpah kepada ilmu-ilmu alam, terutama ilmu biologi. Aristoteles menghabiskan sisa umurnya di Chalcis, suatu tempat yang terletak di pulau Eubua. Aristoteles menghembuskan nafas terakhirnya pada 322 SM,  yaitu ketika ia berumur 63 tahun.
Bicara tentang Aristoteles tidak terlepas dari Plato, karena seperti yang sudah dikatakan diatas bahwa Aristoteles merupakan murid dari Plato pada usianya yang menginjak 17 tahun. Kemudian ia meningkat menjadi guru di Akademi Plato di Athena selama 20 tahun. Aristoteles meninggalkan akademi tersebut setelah Plato meninggal, dan ia menjadi guru bagi Alexander dari Makedonia.

Pemikiran Aristoteles

1. Pemikiran tentang logika
    Logika tidak dipakai oleh Aristoteles, ia memakai istilah analitika. Istilah logika pertama kali muncul pada abad pertama Masehi oleh Cicero, artinya seni berdebat. Kemudian, Alexander Aphrodisias (Abad III Masehi) orang pertama yang memakai kata logika yang artinya ilmu yang menyelidiki lurus tidaknya pemikiran kita.
Menurutpemikiran Aristoteles, bahwa berpikir haruslah dilakukan dengan bertitik tolak pada pengertian- pengertian suatu benda. Suatu pengertian memuat dua golongan, yaitu substansi (sebagai sifat yang umum), dan aksidensia (sebagai sifat yang secara tidak kebetulan). Dari dua golongan tersebut terurai menjadi sepuluh macam kategori, yaitu:
1) Substansi (manusia, binatang);
2) Kuantitas (dua, tiga);
3) Kualitas (merah, baik);
4) Relasi (rangkap, separuh);
5) Tempat (di rumah, di pasar);
6) Waktu (sekarang, besok);
7) Keadaan (duduk, berjalan);
8) Mempunyai (berpakaian, bersuami);
9) Berbuat (membaca, menulis);
10) Menderita (terpotong, tergilas). Sampai sekarang, Aristoteles dianggap sebagai bapak logika tradisional.

2. Pemikiran tentang silogisme
     Menurut Aristoteles, pengetahuan manusia hanya dapat dimunculkan dengan dua cara, yaitu induksi dan deduksi. Induksi adalah suatu proses berpikir yang bertolak pada hal- hal yang khusus untuk mencapai kesimpulan yang sifatnya umum. Sementara itu, deduksi adalah proses berpikir yang bertolak pada dua kebenaran yang tidak diragukan lagi untuk mencapai kesimpulan sebagai ketiga. Menurut pendapatnya, deduksi ini merupakan jalan yang baik untuk melahirkan pengetahuan baru. Berpikir deduksi yaitu silogisme, yang terdiri dari premis mayor dan premis minor, dan kesimpulan. 

3. Pemikiran tentang pengelompokan ilmu pengetahuan
     Aristoteles mengelompokan ilmu pengetahuan menjadi tiga golongan, yaitu:
• Ilmu pengetahuan praktis (etika dan politik);
• Ilmu pengetahuan produktif (teknik dan kesenian);
• Ilmu pengetahuan teoretis (fisika, matematika, metafisika).

4. Pemikiran tentang aktus dan potensia
      Mengenai realitas atau yang ada, Aristoteles tidak sependapat dengan gurunya Plato yang mengatakan bahwa realitas itu ada pada dunia ide. Menurut Aristoteles, yang ada itu berada pada hal-hal yang khusus dan konkret. Dengan demikian, realitas itu terdapat pada yang konkret, yang bermacam- macam, yang berubah- ubah. Itulah realitas yang sesungguhnya.
Mengenai hule dan morfe, bahwa yang disebut sebagai hule adalah suatu unsur yang menjadi dasar permacaman. Sementara itu, morfe adalah unsur yang menjadi dasar ketentuannya.

5. Pemikiran tentang pengenalan
  Menurut pemikiran Aristoteles, terdapat dua macam pengenalan, yaitu pengenalan indrawi dan pengenalan rasional. Dengan pengenalan indrawi kita hanya dapat memperoleh pengetahuan tentang bentuk benda (bukan materinya) dan hanya mengenal hal- hal yang konkret. Sementara itu, pengenalan rasional kita akan dapat memperoleh pengetahuan tentang hakikat dari suatu benda. Cara untuk menuju ke ilmu pengetahuan adalah dengan teknik abstraksi. Abstraksi artinya melepaskan sifat- sifat atau keadaan yang secara kebetulan, sehingga tinggal sifat atau keadaan yang secara kebetulanya itu inti sari atau hakekat suatu benda.

6. Pemikiran tentang etika
     Aristoteles mempunyai perhatian yang khusus terhadap masalah etika. Karena etika bukan diperuntukkan sebagai cita- cita, akan tetapi dipakai sebagai hukum susila. Menurut pendapatnya, tujuan tertinggi hidup manusia adalah kebahagiaan (eudaimonia). Dan kebahagiaan manusai yang tertinggi adalah berpikir murni.

7.  Pemikiran tentang negara
      Menurut pemikiran Aristoteles, negara akan damai apabila rakyatnya juga damai. Negara yang paling baik adalah negara dengan sistem demokrasi moderat, artinya sistem demokrasi yang berdasarkan Undang- Undang Dasar.


Karya- karya Aristoteles

Salah satu yang mengagumkan ketika kita berbicara mengenai karya Aristoteles, ialah Aristoteles memiliki setidaknya 47 karya yang masih bertahan hingga kini, dari setidaknya 170 buku yang ia hasilkan. Tak sebatas pada kuantitas karyanya, ditilik dari luasnya jangkauan ilmu dan peradaban yang menjadi bahan kajian dalam karya- karya Aristoteles, ini tidak kalah hebatnya. Karya ilmiah Aristoteles saat ini bisa dikatan sebagai ensiklopedia ilmu, dimana ia menulis tentang astronomi, zoologi, embriologi, geografi, geologi, fisika, anatomi, fisiologi, dan berbagai bidang lainnya. Sebagian dari karya Aristoteles merupakan kumpulan pengetahuan yang diperolehnya dari para asisten yang sengaja dibayar untuk menghimpun data- data untuknya, dan sebagian lainnya merupakan hasil dari pengamatannya sendiri.
Sepeninggal Aristoteles, karya- karyanya dibukukan setelah melalui beberapa tahap penyuntingan oleh murid- muridnya. Kemudian karya- karya Aristoteles ini di kompilasikan ke dalam enam buku, yaitu:
  1. Categories
  2. On Intrepretation
  3. Prior Analystics
  4. Posterior Analytics
  5. Topics
  6. On Sophistical Refutation





Sumber referensi:



Komentar